Bahasamu adalah mengangkangi,
menumpangi. Maka tuntaskanlah beberapa siasat :
siasat tenang, siasat
mengekang, siasat diam, hingga siasat berdendang agar tak sampai segala
kesetanan bertandang. Segalanya tak lebih dari siasat singkat.
Semua semata
untukmu, yang membuatnya di bawah dan tertaklukkan. Jangan menunggunya hingga
giras dan melontarmu ke segala arah.
Kuatkan pula ancangan yang
telah diwariskan para moyang. Pandangan ke depan, sesekali melirik kiri dan
kanan.
Jangan pernah kau palingkan
muka
ke belakang. Jangan pernah.
Semua demi segala demit yang
menunggumu. Demit yang menjebak dan menyiapkan sial agar kau yang menyimpan
kebaikan gerak tak banyak berlagak.
Mulakan
semua dengan ketenangan, mulakanlah dengan sikap seupama kapal karam. Agar ia
tak sampai berontak, lagi tak menyentak dengan langgam badan mahagalak.
(2012)
Jurus Menjelang Tumbang
Inilah jurus menjelang tumbang :
kau yang terpuruk di pojokan. setelah terhempas
tonjokan tangan kidal. tapi kau ingin membalas
dengan sisa tenaga selembut tisu
dengan ancangan sekuat lidi
dengan pukulan selesat siput
di atasmu, bintang-bintang datang mendekat
di matamu, bulan merah pudar setengah kelam
tapi, kau tak ingin malu oleh pesilat muka tikus
kau tak mau takluk oleh jurus sapuan
bangau ngantuk. kau ingin tetap menghajarnya,
meski wajahmu tak tercetak di depan cermin lagi
berkuda-kudalah. siapkan seribu pukulan
pukulan dua tiga empat hanya lewat dari badan
sang penantang. tepatkan pula tendangan,
tendang yang melesat jauh di atas kepala sang penghajar
mengertilah, kau hanya tinggal menunggu ia
mendaratkan jotos pamungkas. jotos yang ingin berpulang
tepat di jantung. di tempat yang tak lagi dapat kau lindungi
dengan gelibat bertahanmu
(2012)
Menangkal Sawan
Yang kutakutkan adalah kau.
Telah jitu kutangkal gerak galak naga air.
Juga dapat kuringkus macan geni
yang memberiku seribu tikam pada badan.
Tapi untukmu, pergulatan beralih liat.
Kau teramat lihai menaruh beling di perutku.
Atau paku di jantungku. Membuatnya bergoyang,
bergelantungan saat kuancang sebuah tinjuan.
Kuda-kudaku bolehlah terpasang tegap,
tapi kau cukup meniup sawan. Anasir angin
akan mengantar yang rawan itu masuk ke dalam,
lalu pencar di luaran. Mereka akan berulah
semacam pendekar ganas yang mengincar.
Aih, kau penebar kejahatan di udara.
Petenung yang tak habis kuganyang
dalam satu tonjokan tajam.
(2012)
0 comments:
Post a Comment