Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidurDi dalam tidurnya ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya
Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat bahwa kejadian itu terlalu berlebih-lebihan
(1976)
Biarin
kamu bilang hidup ini brengsek. Aku bilang biarin
kamu bilang hidup ini nggak punya arti. Aku bilang biarin
kamu bilang aku nggak punya kepribadian. Aku bilang biarin
kamu bilang aku nggak punya pengertian. Aku bilang biarin
habisnya, terus terang saia, aku nggak percaya sama kamu
Tak usah marah. Aku tahu kamu orangnya sederhana
cuman, karena kamu merasa asing saja makanya kamu selalu bilang seperti itu
kamu bilang aku bajingan. Aku bilang biarin
kamu bilang aku perampok. Aku bilang biarin
soalnya, kalau aku nggak jadi bajingan mau jadi apa coba, lonte?
aku laki-laki. Kalau kamu nggak suka kepadaku sebab itu
aku rampok hati kamu. Tokh nggak ada yang nggak perampok di dunia
ini. lya nggak? Kalau nggak percaya tanya saja sama polisi
habisnya, kalau nggak kubilang begitu mau apa coba
bunuh diri? Itu lebih brengsek daripada membiarkan hidup ini berjalan
seperti kamu sadari sekarang ini
kamu bilang itu melelahkan. Aku bilang biarin
kamu bilang itu menyakitkan
(1974)
Tilpon
Tilpon
berdering. Seseorang melompat dan mengangkat tilpon itu.
“Halo?”
-- seandainya tilpon itu tidak
diangkat
apakah para tentara mengangkat senjata? –
Orang
itu melangkah surut. Kemudian mulai yakin
bahwa
kabel tilpon, bisa digunting. Oleh siapa saja.
(1976)
Seorang
Orang
Seorang
murid tak mau bertanya
gurunya
mengunyah kembang-gula
Seorang
gadis mendesak kawin
pacarnya
mengancingkan celana
Seorang
kondektur turun dari bis kota
para
penumpang menjual karcis
Seorang
wartawan membawa pancing
ikan-ikan
pada mencibir
Seorang
pegawai menolak gaji
kasir
melepas kacamatanya
Seorang
kawan menodongkan belati
kita
semua merasa terancam!
(1978)
Tak
Sempat
Pemburu
tak sempat menembak
Pencopet
tak sempat mencuri
Pelaut
tak sempat berlayar
Pelacur
tak sempat makmur
(Sungguh
genting!)
(1975)
Tak
Lari
Ketika
radio dimatikan
datanglah
sepi yang terkenal itu
Sewaktu
kopi dihabiskan
matilah
lampu. Dan gelap yang terkenal itu datang juga
Padahal,
kalau sepi janda-janda pada lari
kalau
gelap, perawan-perawan juga lari, ke rumah kekasihnya
Akibatnya
banyak orang bunting
lari
tak bisa, tak lari tak bisa.
(1975)
Jam
Selalu
pada jam kita menengok
Mencari
jarum untuk menjahit
Mengokohkan
kancing baju atau merapikan potongan
Dengan
jam di tangan, kita merasa perlente
Pergi
ke toko dan memilih-milih, menawar dasi
Lantas
kita melipat dompet, mencocokkan waktu
Dan
tidak pernah merasa yakin
Sebab,
waktu begitu mendesak, dan sepatu tak sempat disemir
(1976)
Sketsa
1.
Sekelompok
orang berkerumun di ujung gang
Kesibukan
terhenti
Seseorang jatuh
ke dalam kali
Sebuah becak
terguling tiba-tiba
“Ada ambulans!”
pekik seseorang dari dalam kali
2.
Sekelompok
orang berkerumun di dalam ambulans
Percakapan
terhenti
Seseorang telah
mati
Sebuah becak
menindihnya tiba-tiba
“Ada yang jatuh
ke dalam kali!” pekik seseorang dari bawah becak
3.
Sekelompk
orang berkerumun di dalam becak
Kesedihan
terhenti
Seseorang keluar
dari dalam kali
Sebuah becak
dikayuhnya tiba-tiba
“Ada yang berak
di dalam ambulans!” pekik seseorang di ujung gang
Yudhistira Ardi Nugraha
Massardi, kelahiran Subang, Jawa barat 28 Februari 1954. Aktif menulis sejak
1970, berupa puisi, cerpen, esai, sandiwara dan lirik lagu. Novelnya, Arjuna Mencari Cinta dinyatakan sebagai
fiksi terbaik 1977 oleh Yayasan Buku Utama. Novelnya yang lain, Mencoba Tidak Menyerah (Aku Bukan Komunis)
memenangkan hadiah sayembara roman yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta
(1977). Sandiwaranya Wot atawa Jembatan
(1977) dan Ke (1978) juga memenangkan
hadiah sayembara DKJ. Novelnya yang lain: Ding
Dong (1978), Obladi Oblada (1978)
dan Arjuna Mencari Cinta Part II
(1980). Kumcernya: Penjarakan Aku dalam
Hatimu (1979), Yudhistira Duda
(1981) dan Wawancara dengan Rahwana
(1983). Ia juga menulis lirik lagu, sejak 1977, yang dinyanyiakn Franky &
Jane yang terekam hingga 7 kaset. Kumpulan sajaknya yang lain Rudi Jalak Gugat (1982).
NB : Puisi-puisi ini dicuplik dari blog kepadapuisi.blogspot.com
Redaktur SARBI: Dody Kristianto
Redaktur SARBI: Dody Kristianto
2 comments:
Terima kasih, Anda sudah menyimpan mutiara kekayaan kita: sastra Indonesia.
Puisi Juli karya Yudhistira Ardi Nugraha Massardi tidak ada ya?
Post a Comment