Karya Patch Work Ferdi Afrar
MAHAR!
kunikahi kau dengan mahar
malam telanjang
bulan retak, beserta isinya
berikut tanah, kerikil, pasir juga air
seperti itu pula kelak kusetubuhi kau
seperti menyetubuhi diriku dan baumu di dadaku
rendamlah malam pada matamu
biar cecah bulan
dan bekulah angin
biar kubelah tanah di dadamu
adalah kau sebagai pengantinku
di hempasan batu kali,
kikir, kain, pahat, juga peniti
kain dan deretan kaji, kulepas dari kandang nabi
kau pengantinku..
kawinlah denganku
kubuka gaunmu
lalu lentanglah dalam kehampaanku
KUCURI SAJAK DARI KATUP MATAMU, KEKASIH!
aku tersesat di ranjang ilalang
entah apa yang menyuburkan jalang
dan sunyimu hilang
aku gagal mencuri tidurmu
padahal telah kuangkut mimpimu
dan rusakkan lubang kunci kamarmu
kau begitu rapi menyusun dengkurmu
nafasku terkelupas
tercampak di sprei dan lantai
berserak doa-doa mengendap langit
baiklah, biar kukutipi dan kubalut dalam jemari
entah apa yang menyuburkan jalang
dan sunyimu hilang
aku gagal mencuri tidurmu
padahal telah kuangkut mimpimu
dan rusakkan lubang kunci kamarmu
kau begitu rapi menyusun dengkurmu
nafasku terkelupas
tercampak di sprei dan lantai
berserak doa-doa mengendap langit
baiklah, biar kukutipi dan kubalut dalam jemari
tapi kembalilah dalam benam dadaku
dengan rumah yang dapurnya terbakar
kau menyugut,
alamak! mata itu.
aku selalu ingin menyelam dalam kedasaran yang kandas rindu
biar kita terka ruas senja
dalam gelas tuak
yang buihnya menggumpal doa bertelinga
yang diam dan tak punya mata
mari sayang,
kita datangi malam yang tak pernah melambai
senyumlah pada ciumanku
kuingin kau melayang tanpa arah
dengan rumah yang dapurnya terbakar
kau menyugut,
alamak! mata itu.
aku selalu ingin menyelam dalam kedasaran yang kandas rindu
biar kita terka ruas senja
dalam gelas tuak
yang buihnya menggumpal doa bertelinga
yang diam dan tak punya mata
mari sayang,
kita datangi malam yang tak pernah melambai
senyumlah pada ciumanku
kuingin kau melayang tanpa arah
Bunda Djibril Djuhra, lahir di Medan Alumnus
Universitas Panca Budi. Sekarang
tinggal dan
bekerja di kampung halamannya.
Dimuat Lembar Sastra SARBI edisi #4
0 comments:
Post a Comment