Blogroll

Wednesday, January 4, 2012

3 PUISI VICENTE HUIDOBRO


Photobucket

Hours
A small town
A train stopped on the plain
Deaf stars sleep
in every puddle
And the water trembles
Curtains to the wind
Night hangs in the grove
A lively drizzle
From the flower-covered steeple
Bleeds the stars
Now and then
Ripe hours
Drop on life


Jam
Sebuah kota kecil
Sebuah kereta berhenti di dataran
Bebintang Tuli tidur
di setiap genangan air
Dan air gemetar
Tirai untuk angin
Malam terjatuh di hutan kecil
Sebuah gerimis hidup
Dari menara bunga yang tertutup
Berdarah bintang-bintang
Sekarang dan kemudian
jam matang
Jatuh pada kehidupan




Night
You hear the night glide across the snow


The song fell down from the trees
And through the fog sounded voices


I lit my cigar at a glance


Every time I open my lips
I flood the void with clouds


In the harbor
The masts are full of nests.


And the wind
groans in the birds' wings


THE WAVES ROCK THE DEAD SHIP


Whistling on the shore I
Look at the star that glows between my fingers


Malam
Kau mendengar malam meluncur di salju


Lagu jatuh dari pohon
Dan melalui kabut terdengar suara-suara


Aku menyalakan cerutu sekilas


Setiap kali saya membuka bibirku
Aku banjir kekosongan dengan asap


Di pelabuhan
Tiang-tiang penuh sarang.


Dan angin
mengerang dalam sayap burung '


GELOMBANG KARANG KAPAL KARAM


Bersiul di pantaiku
Lihatlah bintang yang bersinar antara jemariku




Eclogue
Sun about to die


The car broken down


And a smell of spring
Remains as the air sweeps by


Somewhere


a song


WHERE ARE YOU


One afternoon much like this
I looked for you in vain


In the fog covering the roads
I kept finding myself


And in the smoke of my cigar
A lost bird


Nobody answered


The last pastors drowned


And the stray sheep
Ate flowers and did not give honey


The wind that went by
Piles up their wool


Between the clouds
Holding my tears


Why cry once more
about what I've cried already


And since the sheep eat flowers
Sign that you went by




Eclogue
Mentari akan mati


Mobil rusak


Dan bau musim semi
Tetap tersapu sebagai udara oleh


suatu tempat


lagu


DI MANAKAH KAMU


Di suatu sore seperti ini
Aku mencarimu dengan sia-sia


Dalam kabut yang menutupi jalan
Aku terus mencari diriku


Dan dalam asap cerutu
Seekor burung hilang


Tak ada yang menjawab


Para pendeta terakhir tenggelam


Dan domba-domba tersesat
Memakan bunga dan tidak memberikan madu


Angin yang berlalu
Menumpuk wol mereka


Antara awan
Memegang air mataku


Mengapa menangis lagi
tentang apa yang sudah aku tangisi


Dan karena domba memakan bunga
Tanda bahwa kamu telah berlalu




Diterjemahkan Dodik Kristianto

0 comments:

Post a Comment

Anda Pengunjung ke

SARBI

Tentang Kami

Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI) adalah kelompok diskusi yang bergiat mendiskusikan perihal isu sastra, seni, dan kebudayaan terkini dengan mengambil sudut pandang alternatif. Selain itu, SARBI juga banyak menggali pemikiran tradisi negeri sendiri dan konsepsi mancanegara yang diharapkan dapat bersinergi sehingga menghasilkan pandangan kontemporer yang segar. Untuk membuktikan perihal tersebut, kami melahirkan lembar SARBI untuk ikut menghiasi keriuhan dunia sastra, seni, dan budaya serta berharap dapat menjadi oase untuk memenuhi dahaga kita •

Redaksi

Pemimpin Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Penata Artistik

Tinggalkan Pesan

Dokumen Post