Blogroll

Wednesday, February 15, 2012

MENGOMENTARI SASTRA FACEBOOK

SARBI sebagai komunitas seni disetiap terbitannya selalu merangkul banyak pihak untuk terlibat. Sementara ini memang kerjasama itu masih terbatas di dunia maya. Entah sebuah kebetulan atau memang jalan yang hendak dibentangkan ketika kami mulai membuka diri untuk berkenalan dengan banyak pihak yang terlibat di kesenian secara riil di sekitar kami. Kami bertemu orang-orang menarik yang membuka kemungkinan untuk diajak berkolaborasi. Salah satunya adalah Teater Gedhek, sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa Teater di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang kami ajak untuk bekerja sama untuk memantik diskusi kecil untuk mengamati perkembangan Sastra Facebook.

Pada mulanya diskusi ini berasal dari bisikan kecil kawan kami. Sesepuh berkesenian di Sidoarjo, Ir. Soegeng Prajitno(Cak Ugeng) seorang pelukis. Beliau terpikir untuk membuat diskusi kecil secara berkala di tempatnya dan berkeinginan untuk menggandeng kami untuk mengisi soal sastra. Kami pun bersepakat untuk mengisi diksusi pertama, tapi di lain hal ada beberapa halangan yang tak memungkinkan itu digelar ditempatnya. Alternatif selanjutnya beliau menyarankan untuk dialihkan ke basecamp Teater Gedhek. Sambut bergayung pihak Teater Gedhek pun membuka dengan tangan terbuka.

Awal konsep diskusi ini memang masih ngambang, tak ada agenda terang apa yang hendak kami kupas. Beberapa bulan terakhir ini memang kegiatan bersastra sedang mati suri. Entah mitos bersastra hanya menunggu peristiwa-peristiwa besar nan kontroversial itu benar adanya. Ketika semua pelaku sastra tersentak dan ramai-ramai mempergunjingkan, atau diantaranya bersiap kuda-kuda hendak menyerang. Entah? Tapi kami percaya kesetiaan bakal lebih penting. Merawat segala yang hendak tumbuh. Memicu hal-hal baru.

Tak lama kami pun memutuskan untuk mengambil tema: Mengomentari perkembangan sastra facebook. Kami pikir semua paham dan bersemangat dengan media sosial ini telah mempengaruhi perseorangan untuk ambil bagian. Karena begitu populernya semua umur ikut turut menggunakan dengan berbagai alasan.Tak terkecuali sastra, ditarik ke arah lebih luas ke persoalan tulis menulis. Karena alasan-alasan semacam itu penting kiranya untuk dicatat, disimak dan diperbincangkan.

Pengantar diskusi ini Dody Kristianto penyair asal Sidoarjo (bukunya yang hendak terbit Lagu Kelam Rembulan) dan Umar Fauzi Ballah penyair dari Sampang (Bukunya yang sudah terbit, Jalan Kepiting)  Keduanya terlibat di Temu Sastrawan Indonesia 2011 di Ternate Maluku Utara tahun kemarin.

Diskusi berjalan menarik meski terkesan menjadi tanya jawab ke pengantar diskusi. Tapi beberapa hal penting untuk dicatat. Pertama, bahwa sastra facebook atau lebih tepatnya kegiatan bersastra di facebook telah memicu gagasan yang revolusioner. Facebook telah memancing orang kebanyakan untuk ambil bagian di sastra, tentu kita mengesampingkan persoalan kualitas kalau benar itu ada. Berbagai macam orang dengan berbagai latar belakang beramai-ramai dengan berani menunjukkan karyanya. Itu tentu hal yang menarik kalau kita menengok ke belakang 10-20 tahun lalu.

Kedua, facebook yang telah memotong birokrasi pemuatan ke media. Kalau modus selama ini setiap karya bersedia antri dan terseleksi di meja redaktur koran atau majalah untuk dapat dinikmati pembaca. Sekarang facebook cukup tekan publish. Maka setiap karya siap untuk dinikmati setiap orang. Bahkan diantara penulis menggunakan facebook untuk medan eksperimental untuk mengundang banyak orang mengomentari karyanya yang sedikit nyeleneh di luar kebiasaanya.

Ketiga, facebook telah menjadi medan paling banal untuk menyerang berbagai kelompok dengan berbagai alasan di persoalan sekitar sastra. Bahkan diantaranya sampai menggunakan lebih dari satu akun dengan nama samaran yang berbeda-beda hanya untuk menyerang ke pihak lain. Meski banyak hal justru lepas dari esensi persoalan menjadi terlihat sangat personal. Ini memang konsekuensi, karya mudah di publish juga siap dengam mudah di kritik, bahkan tercaci maki. Bahkan diantaranya perdebatan itu pun bisa bergeser ke media massa.

Keempat, facebook ternyata juga cukup rawan di persoalan hak karya cipta. Diantara peserta diskusi mengungkapkan bahwa karyanya pernah diambil orang lain dengan sedikit dirubah entah di sudut pandangnya atau entah di beberapa bagian lain.

Kelima, facebook merupakan bagian dari dunia cyber. Apakah ada tautan dengan ramalan yang ramai diperbincangkan beberapa tahun lalu oleh sekelompok orang yang menamakan gerakannya dengan CyberSastra? Diakui atau tidak facebook telah mempengaruhi dan merubah cara pandang seseorang terhadap sastra. Membuka jalan alternatif untuk keluar dari dominasi kelompok tertentu. Kalau hal itu memang ada. Tapi bagi kami yang sangat penting adalah kegiatan bersastra dan berkesenian menjadi sangat beragam dan terbuka.

 SARBI


Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

2 comments:

Facebook. alat propaganda yang menyenangkan... namun, tentu saja, di dunia ini tidak ada yang mutlak menyenangkan. selalu saja ada yg musti dikorbankan demmi kesenangan itu. kepemilikan kekayaan intelektual, salah satunya, mau tidak mau harus dimiliki bersama. lebih sering lagi dicuri.

tapi yang paling menarik dari facebook dan begitu juga mungkin adalah semangat saman ini..adalah orang kebanyakan untuk ambil bagian di setiap sis kehidupan.. termasuk sastra

Post a Comment

Anda Pengunjung ke

SARBI

Tentang Kami

Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI) adalah kelompok diskusi yang bergiat mendiskusikan perihal isu sastra, seni, dan kebudayaan terkini dengan mengambil sudut pandang alternatif. Selain itu, SARBI juga banyak menggali pemikiran tradisi negeri sendiri dan konsepsi mancanegara yang diharapkan dapat bersinergi sehingga menghasilkan pandangan kontemporer yang segar. Untuk membuktikan perihal tersebut, kami melahirkan lembar SARBI untuk ikut menghiasi keriuhan dunia sastra, seni, dan budaya serta berharap dapat menjadi oase untuk memenuhi dahaga kita •

Redaksi

Pemimpin Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Penata Artistik

Tinggalkan Pesan

Dokumen Post