Buku puisi Indra Tjahyadi yang berjudul Syair Pemanggul Mayat meraih penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Timur sebagai kategori karya terbaik tahun 2013. Selain Syair Pemanggul Mayat, dewan juri yang terdiri dari Dr. IB Putera Manuaba, M Shoim Anwar, dan Widodo Basuki juga menetapkan Suparto Broto dan mendiang Suripan Sadi Hutomo sebagai penerima penghargaan sastrawan berdedikasi dan sastrawan anumerta. Sementara, penghargaan komunitas terbaik diberikan pada laboratorium Sastra LA Rose Lamongan. Masing-masing pemenang berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp10 juta.
Di samping pemberian penghargaan, Balai Bahasa Jawa Timur juga menggelar bedah empat majalah berbahasa daerah yakni Jokotole (bahasa Madura), Lontar using (bahasa Using), Titis Basa (bahasa Jawa), serta Ajisaka (beraksara Jawa). Diskusi yang menghadirkan narasumber Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, MA dan sastrawan Jawa, JFX Hoery ini berlangsung dengan hangat. Setya Yuwana memberi masukan mengenai orientasi penerbitan keempat majalah ini. Selanjutnya, Yuwana pun menyarankan bahwa keempat majalah terbitan Balai Bahasa Jatim ini agar lebih menyasar siswa sekolah (SMP dan SMA).
Tak kalah kritis dengan Yuwana, JFX Hoery pun menyampaikan beberapa masukan perihal penyuntingan pada majalah Titis Basa. Bahkan, Hoery memaparkan secara rinci beberapa kesalahan penulisan dalam majalah Titis Basa yang masih belum menggunakan kaidah penulisan bahasa Jawa secara benar.
Acara penghargaan sastra 2013 dan bedah majalah berbahasa daerah pada hari Senin, 28 Oktober ini merupakan puncak rangkaian acara Gebyar 28 yang diadakan oleh Balai Bahasa Jawa Timur. Acara tahunan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. (dk)
0 comments:
Post a Comment