Blogroll

Thursday, November 8, 2012

Saja-Sajak Subagio Sastrowardoyo

Photobucket

SARBI ingin menyajikan puisi-puisi dari para penyair terkemuka Indonesia. Salah satunya adalah Subagio Sastrowardoyo. Berikut beberapa puisi pilihan Subagio Sastrowardoyo dalam kumpulan Keroncong Motinggo. Selamat membaca. 

Kejatuhan

Di daerah mimpi
nyawaku berdiri sebagai pohon hitam
dengan buah-buah getir bergantung di dahan
Hanya ular yang menjaga tahu akan rasanya
Perempuan yang telah kehilangan selera:
jangan masuk taman terlarang
atau akan bangun aku tersentak
menyaksikan diri telanjang
Atau cukup lebarkah tanganmu
untuk menutup lobang malu?


Nuh

Kadang-kadang
di tengah keramaian pesta
atau waktu sendiri berjalan di gurun
terdengar debur laut
menghempas karang

Aku tahu pasti
sehabis mengembara
dan bercengkerama di kota
aku akan kembali ke pantai
memenuhi janji

Sekali ini tidak akan ada pelarian
atau perlawanan

Kapal terakhir terdampar di pasir

Aku akan menyerah diam
waktu air membenam


Sayap Patah

sejak berdiam di kota
hati yang memberontak
telah menjadi jinak
kini pekerjaan tinggal
membaca di kamar
barang dua-tiga sajak
atau memperbaiki pagar di halaman
(yang sudah mulai rusak)
atau menyuapi anak
waktu menangis karena lapar
kadang-kadang juga memuji istri
memakai baju yang baru dibeli
--  meneropong bintang
bukan lagi menjadi hobi –
hanya sesekali di muka kaca
aku berkata menghibur diri:
bidadari! sayapmu patah
sekali waktu akan pulih kembali


Jika Hari Rembang Petang

Jika hari rembang petang
tidak berarti permainan bakal selesai
dan boleh tinggalkan gelanggang

hanya peranan bertukar
dari pemain di dalam
menjadi penonton di luar

kita lantas memasuki ruang penuh cahaya
dan melihat bayang
terlempar di layar

kita bisa jaga dan menatap semalam suntuk

hari sudah tinggi
kau tak berbenah?

di bawah bayang senja
setiap barang nampak indah

muka-muka yang lelah
berbinar di redup sinar

di antara kita berdua, kekasih
siapa dulu akan terkapar?


Pasrah

Demi malam yang ramah
aku berjanji akan menyerah
kepada angin
yang menyisir tepi hari

Di pinggir lembah
aku akan diam terbaring

Yang membuat aku takut
hanya bulan di sela ranting
yang memperdalam hening


Tentang Subagio Sastrowardojo
Subagio Sastrowardojo lahir di Madiun, pada 1 Februari 1924. Karirnya di dunia seni dimulai pada zaman revolusi dengan menyanyi dan melukis. Baru tahun limapuluhan mulai menulis cerpen, sajak dan esai. Ia sempat memperdalam pengetahuannya dalam bidang sastra dan teater di Yale University. Dan saat ini (maksudnya sekitar tahun terbit buku ini, 1975), ia tinggal di Adelaide, Australia, mengajar bahasa dan sastra Indonesia di sana. Kumpulan puisinya, Simphoni (1957), Daerah Perbatasan (1970), Hari dan Hara (...). Kumpulan cerpennya Kejantanan di Sumbing (1965). Esainya Bakat Alam dan Intelektualisme (1972).



0 comments:

Post a Comment

Anda Pengunjung ke

SARBI

Tentang Kami

Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI) adalah kelompok diskusi yang bergiat mendiskusikan perihal isu sastra, seni, dan kebudayaan terkini dengan mengambil sudut pandang alternatif. Selain itu, SARBI juga banyak menggali pemikiran tradisi negeri sendiri dan konsepsi mancanegara yang diharapkan dapat bersinergi sehingga menghasilkan pandangan kontemporer yang segar. Untuk membuktikan perihal tersebut, kami melahirkan lembar SARBI untuk ikut menghiasi keriuhan dunia sastra, seni, dan budaya serta berharap dapat menjadi oase untuk memenuhi dahaga kita •

Redaksi

Pemimpin Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Penata Artistik

Tinggalkan Pesan

Dokumen Post