Blogroll

Monday, December 17, 2012

Puisi Alizar Tanjung & Nezar Patria

 Roby Dwi Antono - Aku Ingin Menjadi Rumput Saja (2012)

Rokok, Asap, Api

rokok;
asap, kau si senang,
lahir dari tubuhku,
dari tiada jadi ada,
bebas mengembara ke udara,
yang kau inginkan,
aku si celaka,
perlahan-lahan membakar diri sendiri,
lenyap jadi abu.

asap;
rokok, kau si senang,
dipakai dan digunakan penghilang suntuk,
pada kepalamu cahaya,
pada pangkalmu ciuman.
aku si sakit yang tak diterima,
dikibaskan dari abu
dan pandangan mengganggu,
terbang ke udara,
lenyap begitu saja.

api:
asap, kau si beruntung,
tak perlu sampai ke pangkal bibir,
telah bebas jadi angin,
seperti rokok yang setia,
pada tubuhnya dia menikmati tubuhku,
aku si malang dipaksa hidup
tidak pada tubuh sendiri,
panasku tak sampai,
dinginku tak pucat,
belum samapi ke bibir dimatikan dalam asbak.

2012

Lima Kuku Si Pincang

di dalam kamar itu kau menonjok dengan kaki pincang,
lima kuku kakimu menacap daging, menanam gigil,
lima kuku kakimu satu lagi tidak menentu,
sepuluh kuku tanganmu di angkuh yang tak mau tahu.

tetapi sebelah matamu mengatakan lima kuku itu
melompat keluar jendela yang kacanya pecah
tepat di depanmu,
sebelahnya lagi hanya mengatakan seperti melihat,
tentu kau tidak ingin berpegang pada si ragu dungu.

Mencangkung dengan kaki pincang tak serta merta
membuatmu menjadi si sakit yang dilupakan,
ada sakit yang tidak tertanggungkan di sebelah kakimu yang lain
dan di bibir jendela yang pecah, pada kuku mencakam daging
yang itu juga.

(Karangsadah 2012)

Benang Celana Robek dan Dengkul

benang celana robek:
terlepas dari dengkul itu tidak membuat aku
terlepas dari daging sakit,
pucatnya dingin,
aku si tubuh yang ditanam dalam benang sajak,
lahir  dan gugur dalam sakit sajak.

dengkul:
selain tubuh ini apa yang aku miliki
selain pangkal rambut yang sakit,
aku si daging yang dilecuti tubuhmu,
lahir dan gugur dalam ngilu sajak.

(Karangsadah 2012)

Alizar Tanjung lahir di Karang Sadah, Solok, Sumatera Barat, 10 April 1987. Saat ini ia tercatat sebagai Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat.



Kutaraja, 1874

Di Kuala, ada lagu serdadu kumpeni
”Jayalah Willem, sebelum pagi.”

Pada laras senapan yang ria
Ayat-ayat sembunyi
di arus kali,
Lidah naga menari.

Dari Kuala, ya dari Kuala
Kapal-kapal bergerak,
Dari mulut kanon
bau mesiu merambat.

Di Kutaraja, ada doa bergema
”Tuwanku, kami bersiap mati.
Jiwa merdeka, berkalung kenanga.”

Langit gelap
dalam mimpi yang kedap.

Bulan runcing,
berlari di ujung lembing
Pedang kelewang bersijingkat,
dalam khianat.

Siapa menukar sangkur
dengan dusta sungai anggur?

Di jantung Kutaraja
pada subuh hitam itu,
Kumpeni ria bernyanyi
”Jayalah Willem, sebelum pagi.”

2010

Nezar Patria lahir di Sigli, 5 Oktober 1970. Ia bekerja sebagai wartawan, dan berkumpul di Komunitas Tikar Pandan, Banda Aceh.

Sumber: KOMPAS, MINGGU, 16 DESEMBER 2012

/Redaktur SARBI: Ferdi Afrar

0 comments:

Post a Comment

Anda Pengunjung ke

SARBI

Tentang Kami

Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI) adalah kelompok diskusi yang bergiat mendiskusikan perihal isu sastra, seni, dan kebudayaan terkini dengan mengambil sudut pandang alternatif. Selain itu, SARBI juga banyak menggali pemikiran tradisi negeri sendiri dan konsepsi mancanegara yang diharapkan dapat bersinergi sehingga menghasilkan pandangan kontemporer yang segar. Untuk membuktikan perihal tersebut, kami melahirkan lembar SARBI untuk ikut menghiasi keriuhan dunia sastra, seni, dan budaya serta berharap dapat menjadi oase untuk memenuhi dahaga kita •

Redaksi

Pemimpin Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Penata Artistik

Tinggalkan Pesan

Dokumen Post