Karya Srihadi Sudarsono - 3 Penari Bedoyo 1995
Pada Retakan Patung Singa
Pada retakan patung singa, pada porselin
gambar naga, pada jendela
sirah penghisap cahaya, pada ambin yang tiap sebentar menjatuhkan
serbuk kayu, aku kenang kau dalam gerak udara masih serupa itu.
sirah penghisap cahaya, pada ambin yang tiap sebentar menjatuhkan
serbuk kayu, aku kenang kau dalam gerak udara masih serupa itu.
Di sini
orang-orang masih berdendang tentang sepertiga gunung
diruntuhkan ombak gadang, tentang belasan anak gadis yang hilang
di jalan bersimpang lima, tentang jodoh serta maut yang tak
boleh disebut apabila malam sudah larut, dan kita berembut tempat
berdiam di setiap babakan dendang itu dihentikan.
diruntuhkan ombak gadang, tentang belasan anak gadis yang hilang
di jalan bersimpang lima, tentang jodoh serta maut yang tak
boleh disebut apabila malam sudah larut, dan kita berembut tempat
berdiam di setiap babakan dendang itu dihentikan.
Pada retakan
patung singa. Aku pandang matamu masih sirah begitu
juga, aku rasakan di dadamu masih berisi gemuruh ombak gila.
juga, aku rasakan di dadamu masih berisi gemuruh ombak gila.
Kandangpadati,
2012
Melawat Pagu, Merawat Hari Lalu
Yang terletak di atas pagu. Cincangan
kayu gaharu, patahan tulang
kaki rusa, tebaran biji kapulaga, dan mantera ibu menanak nasi
dengan sugi tersangkut di geraham tepi.
kaki rusa, tebaran biji kapulaga, dan mantera ibu menanak nasi
dengan sugi tersangkut di geraham tepi.
Yang terletak di
atas pagu. Pedas bubuk lada hitam, dendeng kering
dari rabu sepi, aroma gula gardamunggu dan pisau berkarat buat
mengerat putus leher ayam jantan.
dari rabu sepi, aroma gula gardamunggu dan pisau berkarat buat
mengerat putus leher ayam jantan.
Aku melawatmu,
yang terletak di atas pagu, sisa demam pada hari lalu
seperti gaduh magrib penuh cerita hantu dan peria pahit yang terus
dipaksa untuk digigit. Aku melawatmu, yang terletak di atas pagu, sisa
mimpi buruk pada jalur ladang tempat orang hilang dan rimbun
batang tebu udang yang tak kunjung manis sampai sekarang.
seperti gaduh magrib penuh cerita hantu dan peria pahit yang terus
dipaksa untuk digigit. Aku melawatmu, yang terletak di atas pagu, sisa
mimpi buruk pada jalur ladang tempat orang hilang dan rimbun
batang tebu udang yang tak kunjung manis sampai sekarang.
Aku terbayang
dentang bunyi sendok panjang beradu dengan kuali
Para ibu dengan lengan jilah sedang menari. Gelakak santan panas
Bergelumbai menyimpan dusta air susu dari bekas uap air menanak nasi.
Para ibu dengan lengan jilah sedang menari. Gelakak santan panas
Bergelumbai menyimpan dusta air susu dari bekas uap air menanak nasi.
Aku melawatmu
lagi, hari-hari penuh air pencucian perut ikan, hari-
hari penuh dengan patahan senapang pelepah pisang.
hari penuh dengan patahan senapang pelepah pisang.
Kandangpadati,
2012
Oslan dan Lagu Palinggam
Palinggam adalah orkes lama,
dalam lagu berdayung sampan, dalam joget angin selatan.
dalam lagu berdayung sampan, dalam joget angin selatan.
Bandarnya berair
hitam, tepian dengan bangkai kapal dagang
apabila bulan susut dinding gudang-gudang tempah di seberang muara
merupa dahi kulit angkut tua dengan kerutan panjang kait-berkait.
apabila bulan susut dinding gudang-gudang tempah di seberang muara
merupa dahi kulit angkut tua dengan kerutan panjang kait-berkait.
Aku tergiang
dendang lama, Oslan memainkan gitarnya, ombak menari
bersibantun di karang bukit Palinggam. Sampan sedang bertaut tenang.
bersibantun di karang bukit Palinggam. Sampan sedang bertaut tenang.
Duhai, tengah
hari pekak dalam panas sedang berdengkang
Gadis-gadis bertali kutang genting mencuci periuk nasi. Seakan hari
dada jilah mereka pepaya masak sedang berbuai.
Gadis-gadis bertali kutang genting mencuci periuk nasi. Seakan hari
dada jilah mereka pepaya masak sedang berbuai.
Serasa sampai, serasa sampai
- Kalau Oslan sudah memainkan gitar, pasir basah bakan berderai.
Di Palinggam,
roman percintaan 1000 tahun sudah lama dikalahkan
tebing bukit landai berpengang-gadai dengan sisik ikan karang, patahan
tulang ekor pari, dan isi dada penarik pukat yang terbelit selusin peniti.
tebing bukit landai berpengang-gadai dengan sisik ikan karang, patahan
tulang ekor pari, dan isi dada penarik pukat yang terbelit selusin peniti.
Duhai, apabila
malam naik maka angin samudera mendesir, seakan
serunai dibunyikan tukang dendang paling mahir, seakan dukun pulau
sedang memiuh jantung-hati dengan pukau, “Oslanm mainkan gitar
lagu getar selangkang kuda jantan penarik bendi…”
serunai dibunyikan tukang dendang paling mahir, seakan dukun pulau
sedang memiuh jantung-hati dengan pukau, “Oslanm mainkan gitar
lagu getar selangkang kuda jantan penarik bendi…”
- Kalau Oslan memainkan gitar, air susut bakal meninggi.
Kandangpadati,
2012
Di Pagaruyung
Di Pagaruyung
langit dengan retakan tempurung
langit dengan retakan tempurung
aku mimpi
kerumunan sialang mematahkan kayu gadang
tiga-empat-mungkin lima burung balam
serentak jatuh limbung.
kerumunan sialang mematahkan kayu gadang
tiga-empat-mungkin lima burung balam
serentak jatuh limbung.
“Asah pisau,
anak, asah pisau.
Sampai punggung jadi mata, sampai
mata jadi jantung.”
Sampai punggung jadi mata, sampai
mata jadi jantung.”
Di Pagaruyung
barangkali ini semacam permainan tukang tenung
barangkali ini semacam permainan tukang tenung
aku mimpi
memanjat dinding
bertopangkan kuku sebentuk mata lembing
lima ribu bisa lipan bunting menaikkan bisa
dari tungkai kaki hingga lambung.
bertopangkan kuku sebentuk mata lembing
lima ribu bisa lipan bunting menaikkan bisa
dari tungkai kaki hingga lambung.
“Raut bilah, anak, raut bilah.
Jika tajam pisau akan menusuk ke dalam, jika
ke dalam tangis sudah diperam.”
Pagaruyung,
2012
Makan Gulai Tembusu
Telanlah gulai tembusu pedas itu,
Abigail
di sini malam akan terus berasap
orang-orang duduk bersila.
sambil meremas kantung kemih dipenuhi uap air
di sini malam akan terus berasap
orang-orang duduk bersila.
sambil meremas kantung kemih dipenuhi uap air
mereka saling
berbagi cerita, tentang
kuda besi hitam melintasi kota, naga belang sirih-hijau
bergelung di tiang rumah duka, kucing bermata juling
mencuri ikan kering dari satu kedai ke kedai lain.
kuda besi hitam melintasi kota, naga belang sirih-hijau
bergelung di tiang rumah duka, kucing bermata juling
mencuri ikan kering dari satu kedai ke kedai lain.
Dan tentang
lengkisau angin petang
yang merobohkan ketapang gadang
di sepanjang muara jalur peranakan udang.
yang merobohkan ketapang gadang
di sepanjang muara jalur peranakan udang.
Tenggaklah air
perasan empedu lembu itu, Abigail
sebab apabila jam malam sudah diketuk
dan lampu-lampu sepanjang jalan bergelabau
angin pun tak akan berani mendesau.
sebab apabila jam malam sudah diketuk
dan lampu-lampu sepanjang jalan bergelabau
angin pun tak akan berani mendesau.
Tenggaklah, Abigail, sebelum bulan mengayunkan sabit
dan segerombolan kelelawar berhenti menjerit.
Maka yang
termakan bakal mendaging,
yang terminum belum tentu bikin usus mendingin.
yang terminum belum tentu bikin usus mendingin.
Kandangpadati,
2012
ESHA
TEGAR PUTRA lahir di Solok, Sumatera Barat,
29 April 1985. Buku puisinya berjudul Pinangan
Orang Ladang (2009)
29 April 1985. Buku puisinya berjudul Pinangan
Orang Ladang (2009)
Sumber: KOMPAS,
MINGGU, 9 DESEMBER 2012
/Redaktur SARBI: Ferdi
Afrar
0 comments:
Post a Comment