Blogroll

Tuesday, April 9, 2013

Puisi-Puisi Sayayoshi

 photo philippe-halsman_zps4b6f0f2b.jpg

The Dali Atomicus by Philippe Halsman (1948)


nafas beku neil untuk hoax pendaratan di bulan

nafasku adalah nafasmu
yang inginnya wangi eukaliptus
namun bau sepatu mampus

namun bukan bau sepatu mampus
yang akan membunuh beruang kutub
melainkan pembabat hutan hijau
dan penyemai hutan beton berhati kuncup

mari saudaraku
kita ke kutub utara beku
siapkan mantel dan sepatu salju
kereta salju dan putri salju

mari tiba di sana
atau buat semua orang percaya bahwa
kita pernah tiba di sana.
seperti hoax yang pernah neil lakukan kepada kita.

1832 30042008

(sembari mengganggu blackuniverse yang terus menyala, 

ketika ia terus mengganggu whalerider yang sedang memintal)

tentang seorang santri yang gemar mendengarkan lagu-lagu satanik

ia dengarkan mp3 bajakan itu satu persatu
tentang setan, neraka, jahanam nan syahdu

agar tidak sendiri termangu
di keabadian ruang tunggu

2119 20112008

gembel-gembel bercahaya

siapa yang tidak jenuh kehidupan kota?

tahi-tahi berkendara
yang siap
disergap
tinja-tinja berseragam

para hartawan berlagak gelandangan
berpedang
melawan
gelandangan nan hartawan

siapa yang tidak jenuh kehidupan kota?
tuhan dan pasukan pencolengnya pun demikian

sekonyong-konyong
air bah berebut mangsa dengan
lahar hangat

ketika
gembel-gembel bercahaya
melangkah bersama
seraya berkata
"maaf, hanya penyembah berhala
yang berhak masuk surga."

1602 18112008

Sayayoshi adalah penyair misterius yang mempublikasikan puisi-puisinya pada blog www.gedongproject.blogspot.com serta beberapa blog pribadinya yang lain. Penyair ini juga mendapat perhatian dalam salah satu esai Afrizal Malna. Tiga puisi ini diambil dari blog tersebut.

@ Redaktur Sarbi: Dody Kristianto


0 comments:

Post a Comment

Anda Pengunjung ke

SARBI

Tentang Kami

Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI) adalah kelompok diskusi yang bergiat mendiskusikan perihal isu sastra, seni, dan kebudayaan terkini dengan mengambil sudut pandang alternatif. Selain itu, SARBI juga banyak menggali pemikiran tradisi negeri sendiri dan konsepsi mancanegara yang diharapkan dapat bersinergi sehingga menghasilkan pandangan kontemporer yang segar. Untuk membuktikan perihal tersebut, kami melahirkan lembar SARBI untuk ikut menghiasi keriuhan dunia sastra, seni, dan budaya serta berharap dapat menjadi oase untuk memenuhi dahaga kita •

Redaksi

Pemimpin Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Penata Artistik

Tinggalkan Pesan

Dokumen Post