Blogroll

Wednesday, April 17, 2013

Sajak Alex R. Nainggolan

 photo 496142_3d_art_guby_1920x1080_wwwGdeFonru_zps4f0922ca.jpg
Artwork by Gdefon


Bibir

mungkin aku mesti kembali pada bibirmu yang dulu
yang rekah merah, bergulat lelah basah serupa hujan singgah
namun beratuskali kecup, tak lekas jadi obat mujarab
dusta itu liat dan keras
seperti pemanis sirup
semacam orang-orang di televisi
berkabar mimpi-mimpi korupsi

ah, apakah aku perlu percaya lagi pada bibirmu?
seperti adam yang mencuri lingkaran waktu
terjerat kenyal bibir hawa?
bahkan saat apel telah dilumat sempurna

sepanjang letih diam
sebaris malam yang kukuh di depan
aku tersaruk, menghayati bibirmu
ungu pada setiap perih yang kautanam
menciptakan belukar akar
dari rapat pepohonan hutan
dan suaraku tenggelam
pada wajah berita pucat
yang terus berkata-kata
sepanjang jam

seperti puisi
tak selesai kutafsir
bibirmu yang gelambir
kenanganku meriang di tubir
lukisan bibir yang tak rampung diarsir

seperti adam
aku mungkin akan membaca kata yang tersisa
dari perona bibirmu yang nyala

Edelweis, 2013


Hari yang Kelabu

engkau selalu tiba di waktu dan jam yang sama
hari kelabu, langit yang membatu
bayangan angin terdiam
menempuh abad-abad yang lalu
sekian lama bencana tak terbaca
luka yang tumbuh jadi belati dingin paling tajam
menyayat hingga sekarat

namun begitu sukar kau beri warna ganih yang putih
pada langit, rangkaian nasib yang gagal ditebak

ah, engkau selalu tiba di waktu dan jam yang sama
sementara cemas cuaca tak tamat untuk rebah

2013

Alex R. Nainggolan lahir di Jakarta, 16 Januari 1982. Menyelesaikan studi di FE Unila
jurusan Manajemen. kini bekerja sebagai PNS di Pemprov DKI Jakarta. Buku terbarunya Rumah Malam di Mata Ibu (kum cerpen, 2012), Sajak yang Tak Selesai (kum puisi, 2012), Kitab Kemungkinan (kum cerpen, 2012)

Sumber: Harian Jawa Pos, Minggu 31 Maret 2013

@ Redaktur SARBI: Guntur Sekti  Wijaya

0 comments:

Post a Comment

Anda Pengunjung ke

SARBI

Tentang Kami

Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI) adalah kelompok diskusi yang bergiat mendiskusikan perihal isu sastra, seni, dan kebudayaan terkini dengan mengambil sudut pandang alternatif. Selain itu, SARBI juga banyak menggali pemikiran tradisi negeri sendiri dan konsepsi mancanegara yang diharapkan dapat bersinergi sehingga menghasilkan pandangan kontemporer yang segar. Untuk membuktikan perihal tersebut, kami melahirkan lembar SARBI untuk ikut menghiasi keriuhan dunia sastra, seni, dan budaya serta berharap dapat menjadi oase untuk memenuhi dahaga kita •

Redaksi

Pemimpin Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Penata Artistik

Tinggalkan Pesan

Dokumen Post