Blogroll

Tuesday, April 9, 2013

Puisi Umar Fauzi Ballah

 photo flat450x300075f_zpsdd3b94dc.jpg
Oddity Artwork by Ash Sivils

Tikus Malam
Apabila dalam mimpi-mimpiku tergerak kabut dan hujan, maka pecahlah segala laut bergemuruh ke seantero jagad. Gedung-gedung tumbang dan jembatan-jembatan patah. Memalingkan ingatan kepada Tuhan. Tikus ke luar dari sarang dan mengintai mata mayat. Berbagi sendu dan kenangan di got-got pekat. Ambruk segala ulat. Letusan gunung seperti percikan alpokat busuk. Pesta bagi usus-usus tikus seperti tidak akan selesai. Pesta bagi minuman susu di neraka.

Perempuan Malam
Asap dari pendingin dalam sebuah konser sama saja dengan asap dupa bagi perempuan malam yang sedang bertapa di gedung antilelap. Mengkilapkan kenangan kitab suci yang dibenarkan. Dia penjaga arca lelaki dengan caranya sendiri. Dengan caranya memukul dentum godam pada rintih bumi. Lalu keluarlah babi-babi lucu. Dipanggang dengan madu. Asap mengepul lagi, mengepulkan lagu-lagu sekarat. Ah, ternyata gampang membuat semua jenis persembahan ini, terutama, bagi yang beriman kepada bayangan. Pada kelahiran yang dinantikan dengan atau tanpa sperma.

Rumah Hantu
Segalaku adalah segala ciptaan yang dicipratkan di atas keningku. Ubun-ubunku menguning. Menguap aroma telur bakar. Musik berdentum lebih keras, tak berbilang malam, tidurku tetap tenang dan nyaman. Dalam pelukan kematian semua mengadu bagai batu cair oleh larva. Kata-kataku menjadi hantu juling yang segera hilang bila tatapanku tidak pas mengenai belahan selangkang. Seperti cangkang telur yang pecah dan melahirkan kapal-kapal yang pelabuhannya rimbun oleh suara bedug. Oleh sekalian mata pengintai. Oleh telinga yang terbalik menatap atas-bawah. Menggenjot sum-sum dan kalsium.


Umar Fauzi Ballah lahir di Sampang, 2 Juli 1986. Aktif di Komunitas Rabo Sore (KRS) dan Komunitas Sastra Stinggil (Kosasti). Beberapa puisinya sudah tersebar di berbagai media. Bersama teman-teman seangkatan mendirikan Forum Sarbi. Buku puisinya Jalan Kepiting (Amper Media, 2012).


@Redaktur SARBI: Dody Kristianto

0 comments:

Post a Comment

Anda Pengunjung ke

SARBI

Tentang Kami

Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI) adalah kelompok diskusi yang bergiat mendiskusikan perihal isu sastra, seni, dan kebudayaan terkini dengan mengambil sudut pandang alternatif. Selain itu, SARBI juga banyak menggali pemikiran tradisi negeri sendiri dan konsepsi mancanegara yang diharapkan dapat bersinergi sehingga menghasilkan pandangan kontemporer yang segar. Untuk membuktikan perihal tersebut, kami melahirkan lembar SARBI untuk ikut menghiasi keriuhan dunia sastra, seni, dan budaya serta berharap dapat menjadi oase untuk memenuhi dahaga kita •

Redaksi

Pemimpin Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Penata Artistik

Tinggalkan Pesan

Dokumen Post