Blogroll

Thursday, August 16, 2012

Puisi Dody Kristianto, Kompas 12 Agustus 2012




Di Depan Petarung Tanggung

Tahan. Redam ancangan dan jurusmu menjelang sabetan pertama itu tiba. Jangan lupa menyimpan satu pitingan secepat kerjap yang membuat para jawara

terbangun dari tidurnya.  Kuda-kudamu tentu matang sungguh. Kau yang telah menjalani pertarungan tanpa jeda dengan pesilat berjurus munyuk dan pendekar bertoya buluk.

Telah kau jalani

Hingga kau mengerti benar arti menerima pukulan atau bagaimana menjamu tendangan yang bertandang telak di tepi wajahmu.  Kau yang belajar

tentang sakitnya kalah. Tentu bukan ancaman,  sekumpulan cecunguk dungu yang mengumbar kelewang dan sesumbar menyeru namamu.   

(2012)

Mengamati Tiga Jurus

kau yang belia, pendaras kitab yang setia
tidak sia-sia jika jawara tua itu
menghardik namamu dengan lantang
sembari menunjukkan tiga ancangan
menghajar

agar kau yang muda senantiasa berjaga
dan menerka mana jurus yang kelak
dapat kau ikat dalam raga

dia guru dan seteru yang sempurna
persiapkan dirimu
sebab kau akan tahu
bagaimana cakaran elang
kehilangan koyakannya
atau ketenangan siasat ular
tak berdaya di depan kekangannya
berjagalah, buat tatapanmu siaga
dan menerka kuda-kuda apa
yang  ia tunjukkan

mungkin ancangan ekor naga
gerak gelebat gesit liat
yang tak mudah dibebat
meski tombak terpanjang
mengancam di hadapan
ia sungguh tak dapat diredam
dan diredakan
gerak yang sungguh tangguh
yang dipungkasi dengan sekian
rangkai tinju

bisa juga, ia membimbingmu
dengan kekukuhan tapak beruang
geraknya yang lambat, yang amat
mengingat langkah dengan cermat
percayalah, segala pukulan tak berdaya 
di depan tubuh mahakuat,
dengan urat-uratnya yang tegap
yang sanggup melumpuhkan 
tindakan segerombolan penyerang

tak akan lengkap jika tak kau tangkap
satu jurus pamungkas : tingkah lihai kera
yang tangkas dan sukar ditebak
kau tak akan tahu dengan cara apa
tiba-tiba dia mengelak
kemudian tanpa duga melakukan hentak
kau tak akan mengira, sebab inilah siasat
yang mahir menyimpan segala gamparan,
tendangan, atau pitingan
kala cecunguk yang sesumbar 
mencoba menyerang, menusukmu
dengan sebilah kelewang

(2012)

Kunyuk Melempar Buah

yang tentu matang
bersama kuda-kuda
adalah segala tenaga
yang berlintasan
di sekitar

yang tak diurai mata
yang telah dipecah
dan siap dihempaskan
di depan jemawa
yang menantang

kau yang mengenal
segala ikhwal pencak
dari kembara gila itu
juga satu siasatnya
yang dapat melumpuhkan
para penyerbu dari langkah
sekian jauh

tentu ia tuntunkan padamu
putaran untuk menjinakkan
angin
ia ajarkan perihal memuntir
gerak tiba-tiba itu
lantas amati bagaimana
sepasang kaki melangkah
lincah
memijak dan mengentak
tanah

agar yang di bawah
mengirim dayanya
daya yang memberi
sebuah kekukuhan
pada lesatan pukulan
yang akan diarahkan
ke semua arah

(2012)

0 comments:

Post a Comment

Anda Pengunjung ke

SARBI

Tentang Kami

Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI) adalah kelompok diskusi yang bergiat mendiskusikan perihal isu sastra, seni, dan kebudayaan terkini dengan mengambil sudut pandang alternatif. Selain itu, SARBI juga banyak menggali pemikiran tradisi negeri sendiri dan konsepsi mancanegara yang diharapkan dapat bersinergi sehingga menghasilkan pandangan kontemporer yang segar. Untuk membuktikan perihal tersebut, kami melahirkan lembar SARBI untuk ikut menghiasi keriuhan dunia sastra, seni, dan budaya serta berharap dapat menjadi oase untuk memenuhi dahaga kita •

Redaksi

Pemimpin Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Penata Artistik

Tinggalkan Pesan

Dokumen Post