Blogroll

Wednesday, May 1, 2013

Sajak-Sajak Fitri Yani

 photo IMG_9794copy_zps99a23f4a.jpg
Fotografi karya Pramoedya Tony Mahendra untuk SARBI


Rumah Matahari

mengapa begitu asing rumah
padahal telah kugantung lukisan matahari
di ruang tamu
agar kau selalu menatap harapan yang menyala
kuletakkan arloji di dalam lemari
agar setiap kali kau atau pun aku membukanya
kita akan menemukan kembali waktu-waktu
yang tak seharusnya berlari dari dada kita
adakah ruang lain yang pintunya kau biarkan terbuka
hingga aku kerap merasa ada dingin lain yang bertamu
dan kau tak pernah khusuk merasakan keberadaanku
katakan, apa yang membuat lukisan itu memudar
dan tiba-tiba terbakar
jelaskan padaku, mengapa begitu samar detak arloji
di malam hari

November 2010

Taman dan Pemiliknya

desember kali ini, aku melihat daun-daun terjatuh dari tanganmu
tangan yang semula begitu hati-hati menjaga setiap tanaman
yang hendak tumbuh di tubuhku, tanah yang merasakan kemarau
hingga tiba musim semi, sesuatu tumbuh dalam diam
bersemi dalam pemeliharaanmu

dari telapak tanganmu daun-daun itu bicara
tentang empat musim yang bersatu
sayap-sayap angin puyuh
dan awan merah yang mendekap keluh

aku merasakan ketabahan majnun di gurun sahara
aku melihat arah perjalanan yudistira di puncak himalaya
namun daun-daun itu kini menyentuhku
dan tubuhku berubah kering
semua benih yang hendak tumbuh
memendam tubuhnya
ke tempat yang lebih dalam lagi

di langit, matahari seperti hilang dan menjelma lingkaran abu-abu
apakah kau salah menanam benih atau tubuhku
yang gagal menafsir musim, duhai pemilik taman.

Desember, 2010

Padang Karbala

seperti pertanda di segenggam tanah
yang tiba-tiba memerah
begitulah aku membayangkanmu:
matahari yang garang
di langit yang hendak runtuh
dan di antara deru suara pasukan berkuda
kau berdiri
bagaikan sebatang kayu yang tak takutkan api
menggenggam waktu
berbalut sorban yang telah basah.

2010

Ketika Gelap Jatuh

dari ranting pohon
ia menyaksikan orang-orang bergegas
ke sebuah rumah
dan berdoa

sementara di langit
ada yang pulang sendiri-sendiri

Agustus 2010

Fitri Yani, lahir di Liwa (Lampung Barat) 28 Februari 1986. Menyelesaikan pendidikan sarjana di FKIP Universitas Lampung. Selama kuliah, berlajar di Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Unila divisi teater dan sastra. Buku kumpulan puisinya “Dermaga Tak Bernama” (Siger Publisher, 2010). Tinggal di Bandarlampung.

Dimuat lembar sastra SARBI edisi #3, Februari 2011

0 comments:

Post a Comment

Anda Pengunjung ke

SARBI

Tentang Kami

Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI) adalah kelompok diskusi yang bergiat mendiskusikan perihal isu sastra, seni, dan kebudayaan terkini dengan mengambil sudut pandang alternatif. Selain itu, SARBI juga banyak menggali pemikiran tradisi negeri sendiri dan konsepsi mancanegara yang diharapkan dapat bersinergi sehingga menghasilkan pandangan kontemporer yang segar. Untuk membuktikan perihal tersebut, kami melahirkan lembar SARBI untuk ikut menghiasi keriuhan dunia sastra, seni, dan budaya serta berharap dapat menjadi oase untuk memenuhi dahaga kita •

Redaksi

Pemimpin Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Sidang Redaksi Penata Artistik

Tinggalkan Pesan

Dokumen Post